KELOMPOK :
II (DUA)
ANGGOTA :
1.RINI SOVIA ALFIANTI (2012002)
2.DEWI FIRTI (2012037)
3.WINARTI (2012040)
4.SULIANA (2012008)
5.LILIS MAESAROH (2009137)
DOSEN PENGAMPU : DRA.NUR NISAI MUSLIHAH,
M.Pd.
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Analisis Puisi Sajak
Sebatang Lisong. Makalah ini berisi beberapa informasi kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para
pembaca.
Ucapan terimah kasih kami
sampaikan kepada Dosen Pengampu Pendidikan Apresiasi Puisi Ibu Dra.Nur Nisai
Muslihah M.Pd.yang telah memberikan kami bimbingan, arahan dan petunjuk, juga
kepada teman-teman yang ikut memberikan sumbang saran sehingga, makalah ini
dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiinn
Wassalamualaikum wr.wb
Lubuklinggau,30
November 2013
Tim
Sajak
Sebatang Lisong
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak
- kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para
pendidik
yang terlepas dari persoalan
kehidupan
delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang
diimpor
gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam
senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair
salon
yang bersajak tentang anggur dan
rembulan
sementara ketidak adilan terjadi
disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi
kesenian
bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan
bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka
samodra
kita mesti berhenti membeli rumus -
rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi
metode
tetapi kita sendiri mesti
merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita
lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
karya
: WS.RENDRA
UNSUR
FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI SAJAK SEBATANG LISONG
A.UNSUR
BATIN
1.TEMA : KEMANUSIAAN
Dalam
puisi diatas penyair mencerikan tentang kehidupan atau kondisi dari rakyat
indonesia pada saat itu, mengenai kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakatnya,
serta ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang lemah atau rakyat-rakyat
miskin.
Misalnya pada bait pertama :
menghisap
sebatang lisong
melihat
Indonesia Raya
mendengar
130 juta rakyat
dan
di langit
dua
tiga cukung mengangkang
berak
di atas kepala mereka
dari kutipan diatas, penyair
menyampaikan tentang kondisi rakyat indonesia, serta tindakan semena-mena yang
dilakukan oleh para penguasa terhadap kaum lemah.
Bait yang kedua :
matahari
terbit
fajar
tiba
dan
aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa
pendidikan
dari
kutipan diatas,memiliki makna bawha generasi kita masih banyak yang belum
mengenyam pendidikan dengan baik.
Bait ke tiga :
aku
bertanya
tetapi
pertanyaan - pertanyaanku
membentur
meja kekuasaan yang macet
dan
papantulis - papantulis para pendidik
yang
terlepas dari persoalan kehidupan
dari
kutipan diatas, penyair megungkapkan tentang keinginan untuk memperbaiki
kondisi bangsa ini, tapi semuanya sia-sia. karena setiap usaha yang dilakukanya
selalu mendapatkan halang.
Bait ke empat :
delapan
juta kanak - kanak
menghadapi
satu jalan panjang
tanpa
pilihan
tanpa
pepohonan
tanpa
dangau persinggahan
tanpa
ada bayangan ujungnya
dari kutipan
diatas penyair, menjelaskan tentang nasib yang dihadapi oleh generasi muda kita
yang masih kebingungan kepada siapa mereka harus mengadu
mengenai persoalan-persoalan yang
dihadapinya.
Bait ke lima :
menghisap
udara
yang
disemprot deodorant
maksudnya
menghirup udara yang tidak baik,yang sudah tercampur dengan berbagai macam zat yang dapat mengganggu kesehatan.
aku
melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh
di jalan raya
aku
melihat wanita bunting
antri
uang pensiun
dari kutipan
diatas. Penyair ingin menunjukan tentang kenyataan pahit yang dialami oleh para
sarjana-sarjana yang ada dinegeri kita ini, Para sarjana kita masih harus
bersusah payah, mencari pekerjaan. dan nasib para wanita yang sudah tidak
mempunyai suami dan masih mempunyai beban untuk menghidupi anak yang
dikandungnya
dan
di langit
para
teknokrat berkata :
bahwa
bangsa kita adalah malas
bahwa
bangsa mesti dibangun
mesti
di up-grade
disesuaikan
dengan teknologi yang diimpor
dari kutipan
diatas, penyair ingin mengatakan bahwa para pemimpin-pemimpin kita hanya bisa berkata
bahwa bangsa kita ini masih tertinggal jauh oleh bangsa-bangsa lain, tanpa
mereka melihat kenyatan yang terjadi dimasyarakat itu sendiri.
gunung
- gunung menjulang
langit
pesta warna di dalam senjakala
kutipan
diatas memiliki makna bawha para penguasa masih bisa bersenang, sementara
rakyang masih banyak yang menderita karena kemiskinan, kelaparan,kebodohan.
dan
aku melihat
protes
- protes yang terpendam
terhimpit
di bawah tilam
kutipan
diatas memiliki makna, bahwa rakyat kita hanya bisa terdiam menghadapi
kenyataan yang terjadi pada dirinya, karena jika kita protespun tidak ada
gunanya, karena tidak akan ada orang mau
mendengarkan kegelisahan kita.
aku
bertanya
tetapi
pertanyaanku
membentur
jidat penyair - penyair salon
yang
bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara
ketidak adilan terjadi disampingnya
dari
kutipan diatas, penyair kembali mempertanyakan nasib bangsa ini, tapi
kenyataannya ditemui selalu sama, ada saja hambatanya.
dan
delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu
- mangu di kaki dewi kesenian
dari kutipan
diatas, memiliki makna generasi muda kita hanya bisa terdiam menyaksikan kehidapan orang-orang kaya yang
kehidupan begitu senang,berbeda sekali dengan nasib yang mereka alami.
bunga
- bunga bangsa tahun depan
berkunang
- kunang pandang matanya
di
bawah iklan berlampu neon
dari kutipan
diatas,memiliki makna,bahwa nasib generasi kita kedepannya itu masih belum
jelas, belum pasti.
berjuta
- juta harapan ibu dan bapak
menjadi
gemalau suara yang kacau
menjadi
karang di bawah muka samodra
dari kutipan
diatas, memiliki makna, bahwa keinginan orang tua kita untuk melihat dan
menyaksikan aanaknya menjadi orang sukses hanyalah sekedar khayalan yang tidak akan pernah terwujud.
kita
mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
dari
kutipan puisi diatas,memiliki makna bahka kita harus berhenti untuk bergantung kepada
orang lain, dan kita harus bangkit dan berbenah diri.
diktat
- diktat hanya boleh memberi metode
tetapi
kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita
mesti keluar ke jalan raya
keluar
ke desa - desa
mencatat
sendiri semua gejala
dan
menghayati persoalan yang nyata
dari
kutipan diatas,memiliki makna, bahwa inilah kenyataan yang mesti kita hadapi,
bahwa negeri kita ini sedang kacau dan perlu diperbaiki, dan yang bisa
memperbaiki hal ini adalah kita sendiri bukan orang lain.
inilah
sajakku
pamplet
masa darurat
dari kutipan
diatas, penyair mengatakan bahwa inilah negeriku, inilah bangsaku yang masih
berantakan, yang masih kacau, dan perlu dibenahi, perlu diperbaiki, dan mesti
dibangun dengan pondasi-pondasi yang kokoh agar bisa menjadi bangsa yang maju
dan sejahtera.
apakah
artinya kesenian
bila
terpisah dari derita lingkungan
dari kutipan
diatas ,penyair ingin menyampaikan untuk apa hidup dengan kemewahan tetapa
masih kita tidak bisa melihat bahwa masih banyak orang yang miskin dan
menderita.
apakah
artinya berpikir
bila
terpisah dari masalah kehidupan
dari
kutipan diatas, penyair ingin menyampaikan untuk apa kita cerdas, berpendidikan
tinggi, tetapi kita tidak bisa memberi solusi terhadap masalah-masalah yang
terjadi dalam kehidupan ini.
B.PERASAAN PENYAIR
Perasaan
penyair yang terdapat pada puisi diatas adalah sedih, marah, kecewa, melihat
keadaan rakyat indonesia ,yang masih kacau. masih banyak rakyat indonesia yang
kelaparan karena miskin, yang bodoh karena tidak bersekolah , yang mati karena
sakit dan tidak bisa berobat, yang menganggur karena tidak mempunyai pekerjaan.
1.Perasaan sedih yang dirasakan penyair,terlihat
pada larik ;
Ø dan
aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Ø aku
melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
Ø aku
melihat wanita bunting, antri uang pensiun
2.Perasaan marah yang dirasakan penyair,
melihat ketidakadialn yang dilakukan oleh para penguasa atau orang-oranhg kaya.
Hal ini telihat pada larik :
Ø dan
di langit
dua
tiga cukung mengangkang
berak
di atas kepala mereka
Ø dan
di langit
para
teknokrat berkata :
bahwa
bangsa kita adalah malas
bahwa
bangsa mesti dibangun
mesti
di up-grade
disesuaikan
dengan teknologi yang diimpor
Disini
terlihat bahwa penyair marah terhadap para penguasa, para pemimpin, orang-orang
kaya, yang kerjanya hanya sibuk mengurus urusannya sendiri, dan sibuk mengejar
ketertinggalan dalam hal teknologi, tanpa pernah melihat bahwa rakyat kita itu
masih banyak yang belum tersentuh
pendidikan, masij jauh dari kata sejahtera.
3.Perasaan Kecewa penyair terhadap sikap
para penguasa dan pejabat tinggi pada saat itu.
Hal ini tampak pada larik :
Ø aku
bertanya
tetapi
pertanyaan - pertanyaanku
membentur
meja kekuasaan yang macet
Ø aku
bertanya
tetapi
pertanyaanku
membentur
jidat penyair - penyair salon
yang
bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara
ketidaik adilan terjadi disampingnya
disini
penyair merasa kecewa terhadap sikap para penguasa yang tidak pernah mau
mendengarkan pendapatnya. penyair kecewa karena aspirasinya tidak mendapatkan
respon, danselalu diabaikan atau bahkan ditentang, karena tindakan dianggap
sebagai bentuk pemberontakan karena menentang aturan yag ada.
C.Nada
Dan Suasana
1.Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan
suasana adalah efek dari sikap penyair tersebut.
1.Nada Menyindir, misalnya pada larik :
Ø dan
aku melihat delapan juta kanak – kanak,
tanpa pendidikan
Ø aku
melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh dijalan raya
Dari
kutipan diatas , penyair menyindir para pejabat
dan penguasa mengenai nasib para sarjananya yang masih kebingungan dan harus
bersusah payah mencari pekerjaan yang layak.
2.Nada Kritik, misalnya pada larik :
Ø aku
melihat protes-protes yang terpendam
Ø tetapi
pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet
disini penyair ingin mengkritik tentang betapa sulitnya mencari keadilan dinegeri
ini.dan kita tidak diberikan kebebasan untuk berpendapat.
3.Nada Menasehati, misalnya pada larik :
Ø apakah
artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan
Ø apakah
artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan
disini penyair ingin memberikan nasehat baik itu
penguasa, pengusaha, orang-orang biasa, maupun
pembaca puisi ini, jangan jadi orang yang sombong, yang tidak perduli
terhadap sesama, percuma kita memiliki kekayaan yang berlimpah, memiliki
pendidikan yang tinggi, jabatan yang tinggi, bila kita tidak bisa membantu dan
member solusi untuk mengentaskan masalah-masalah yang terjadi dan dihadapi oleh
orang-orang yang ada disekitar kita.
4.Nada Tegas, misalnya pada larik :
Ø kita
mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
disini penyair
dengan tegas ingin mengatakan bahwa Negara kita adalah Negara yang kaya, lalu untuk
apa kita harus mengimpor barang dari
luar. yang harus kita lakukan adalah mengelolah sumber daya yang ada tersebut
dengan baik agar rakyat kita bisa maju
dan sejahtera.
2.Suasana
Dari
penjelasan diatas, maka akan menimbulkan suasana pemberontak dari
pembaca.misalnya pada larik :
Ø dan
aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Ø dan
aku melihat, protes - protes yang terpendam
Ø aku
melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
suasana pemberontakan dari pembaca, mempertanyakan
mengapa hal-hal ini bisa terjadi, kemana
saja para petinggi-petinggi negeri kita selama ini, bukankah mereka yang
harusnya bertanggung jawab untuk mencari solusi dan kemudian menyelesaikan
semua persoalan ini, serta memberikan kehidupan yang layak untuk rakyatnya.
D.AMANAT
Adapun
pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca, diantaranya :
1.Jangan suka bersenang-senang diatas
penderitaan orang lain.
2.jangan suka bertindak sewenang-wenang
terhadap orang yang lemah, hanya karena kita memiliki jabatan atau kedudukan
yang tinggi.
3.jangan jadi manusia yang egois yang
hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
4.Sebagai manusia kita harus saling
membantu, bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah.
5.Sebagai manusia kita harus berani
mengeluarkan pendapat, untuk menentang segala bentuk ketidak adilan yang
terjadi disekitar kita.
6.Sebagai manusia kita harus saling
menghargai satu sama lain, dan jangan suka membeda-bedakana antara satu sama
lain.
B.UNSUR
FISIK
1.DIKSI
(Pilihan Kata)
1.menghisap sebatang lisong
(baris pertama)
Kata lisong merupakan
kata ganti dari sebuah benda yang terbuat dari kayu, yang digunakan untuk
merokok.
2.dan di langit
Kata
langit merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang memiliki
kedudukan tinggi serta kekuasaan,seperti penguasa, pejabat tinggi, konglomerat.
3.dua tiga cukong mengangkang
Ø Kata
cukong merupakan kata ganti bos, atau orang-orang memiliki kekayaan berlimpah.
Ø Kata
mengangkang merupakan kata ganti dari tindakan merendahkan.
4.berak di atas kepala mereka
Kalimat
diatas memiliki makna sebuah tindakan tidak menyenagkan dan semena-mena yang
dilakukan dengan sengaja.
5.membentur meja kekuasaan yang macet
memiliki arti
mendapatkan hambatan dari aturan-aturan yang ada.
6.tanpa dangau persinggahan
Kata dangau
merupakan kata ganti tempat,jadi maknanya tidak ada tempat yang
pasti yang dapat digunakan untuk
berlindung dari segala gangguan.
7.tanpa ada bayangan ujungnya
Memiliki arti tanpa
tujuan yang pasti.
8.menghisap udara
memiliki arti bengambil
udara untuk bernafas
9.yang disemprot deodorant
Memiliki arti sesuatu
yang berbau.
10.aku melihat sarjana - sarjana
menganggur
Memiliki arti tidak
bekerja karena tidak memiliki pekerjaan.
11.berpeluh di jalan raya
Kata berpeluh merupakan
kata ganti dari berkeringat, karena berjalan kesana-kemari melamar pekerjaan.
12.aku melihat wanita
bunting
Kata bunting merupakan
kata ganti dari hamil,atau orang yang sedang mengandung
13.para teknokrat berkata
Kata
teknokrat merupakan kata ganti dari pejabat,penguasa.
14.mesti di up-grade
Kata up-grade merupakan kata ganti dari
diangkat
15.langit pesta warna di dalam senjakala
Ø Kata
pesta warna memiliki arti bersenang-senang.
Ø Senjakala
memiliki arti kepedihan.
Maksudnya pejabat yang
bersenang-senang ketika rakyatnya masih miskin dan menderita.
16.protes - protes yang terpendam
Kata terpendam memiliki arti atau tidak
tersampaikan
17.terhimpit di bawah tilam
Memiliki makna
tersimpan didalam hati
18.termangu - mangu di kaki dewi
kesenian
Kata
termangu-mangu memiliki arti terdiam, menyaksikan kehidupan yang sangat
gemerlap.
19.bunga - bunga bangsa tahun
depan
Kata
bunga-bunga merupakan kata ganti anak-anak, atau generasi bangsa.
20.berkunang - kunang pandang
matanya
Kata
berkunang-kunang memiliki makna sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan jelas
atau samar-samar.
21.berjuta - juta harapan ibu
dan bapak
Kata berjuta-juta
memiliki makna sesuatau yang bernilai banyak,atau keinginan yang begitu besar
22.kita mesti berhenti membeli rumus
- rumus asing
Memiliki
makna untuk tidak mengimpor barang dari luar.
2.PENGIMAJAIAN
menghisap sebatang lisong (imaji
visual), penyair melihat orang yang sedang merokok dengan yang
terbuat dari kayu.
melihat Indonesia Raya (Imaji
Visual),
mendengar 130 juta rakyat (imaji
auditif)
dan di langit (imaji visual), melihat
ke langit
dua tiga cukung mengangkang (imaji
visual)
berak di atas kepala mereka (imaji
visual)
matahari terbit (imaji visual)
fajar tiba (imaji visual)
dan aku melihat delapan juta kanak –
kanak (imaji visual)
tanpa pendidikan (imaji taktil)
aku bertanya (imaji taktil)
tetapi pertanyaan – pertanyaanku (imaji
taktil)
membentur meja kekuasaan yang macet (imaji
taktil)
dan papantulis - papantulis para
pendidik (imaji visual)
yang terlepas dari persoalan kehidupan (imaji
taktil)
delapan juta kanak – kanak (imaji
visual)
menghadapi satu jalan panjang (imaji
taktil)
tanpa pilihan (imaji taktil)
tanpa pepohonan (imaji taktil)
tanpa dangau persinggahan (imaji
taktil)
tanpa ada bayangan ujungnya (imaji
taktil)
menghisap udara (imaji visual)
yang disemprot deodorant (imaji
visual)
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
(imaji visual)
berpeluh di jalan raya (imaji
taktil)
aku melihat wanita bunting (imaji
visual)
antri uang pensiunan(imaji visual)
dan di langit(imaji visual)
para teknokrat berkata (imaji
visual)
bahwa bangsa kita adalah malas (imaji
taktil)
bahwa bangsa mesti dibangun(imaji
taktil)
mesti di up-grade(imaji taktil)
disesuaikan dengan teknologi yang
diimpor(imaji taktil)
gunung - gunung menjulang (imaji
visual)
langit pesta warna di dalam senjakala (imaji
taktil)
dan aku melihat (imaji visual)
protes - protes yang terpendam(imaji
taktil)
terhimpit di bawah tilam (imaji
taktil)
aku bertanya (imaji taktil)
tetapi pertanyaanku (imaji taktil)
membentur jidat penyair - penyair salon (imaji
taktil)
yang bersajak tentang anggur dan
rembulan (imaji taktil)
sementara ketidak adilan terjadi
disampingnya (imaji taktil)
dan delapan juta kanak - kanak tanpa
pendidikan (imaji taktil)
termangu - mangu di kaki dewi kesenian (imaji
visual)
bunga - bunga bangsa tahun depan(imaji
taktil)
berkunang - kunang pandang matanya(imaji
visual)
di bawah iklan berlampu neon (imaji
visual)
berjuta - juta harapan ibu dan bapak (imaji
taktil)
menjadi gemalau suara yang kacau (imaji
audio)
menjadi karang di bawah muka samudra (imaji
visual)
kita mesti berhenti membeli rumus -
rumus asing(iilmaji taktil)
diktat - diktat hanya boleh memberi
metode(imaji taktil)
tetapi kita sendiri mesti merumuskan
keadaan(imaji taktil)
kita mesti keluar ke jalan raya (imaji
visual)
keluar ke desa – desa (imaji
gerak)
mencatat sendiri semua gejala (imaji
visual)
dan menghayati persoalan yang nyata (imaji
taktil)
inilah sajakku (imaji taktil)
pamplet masa darurat (imaji
taktil)
apakah artinya kesenian (imaji
taktil)
bila terpisah dari derita lingkungan
(imaji taktil)
apakah artinya berpikir (imaji
taktil)
bila terpisah dari masalah kehidupan(imaji
taktil)
3.KATA
KONKRET
1.melihat
Indonesia Raya, kata indonesia menunjukan sebuah Negara yang sudah
merdeka dan termasuk dalam negara berkembang.
2.matahari
terbit , menyatakan kebenarN bahwa matahari itu selalu terbit dipagi
hari, dan terbenam disore hari.
3.dan
aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Disini penyair ingin mengatakan bahwa
banyak sekali anak-anak yang belum bersekolah
4.menghisap
udara, penyair megatakan aku bernafas
5.aku
melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
Disini penyair seakan-akan melihat para
sarjana yang tubuhnya yang basah karena keringat-keringat yang mengalir akibat
kelelahan dan kepanasan berjalan melamar mencari pekerjaan.
6.aku
melihat wanita bunting, antri uang pensiun
Disini penyair seakan-akan melihat
wanita-wanita yang sedang hamil harus mengantri berlelah-lelah untuk mangamil
uang pensiuanan suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak yang
dikandungnya.
7.dan
di langit, kata langit menunjukkan sesuatu yang nyata, ada dan dapat
dilihat.
8.gunung
- gunung menjulang, penyair sakan-akan melihat gunung-gunung yang
tinggi yang ada dialam sekitarnya.
4.BAHASA
FIGURATIF
menghisap sebatang lisong (majas
metonemia)
tanpa dangau persinggahan (majas
personifikasi)
terhimpit di bawah tilam (
majas personifikasi)
langit pesta warna di dalam senjakala
(majas personifikasi)
termangu - mangu di kaki dewi kesenian (
Majas Metafora)
bunga - bunga bangsa tahun depan (majas
personifikasi)
berkunang - kunang pandang matanya (majas
metafora)
di bawah iklan berlampu neon (majas
personifikasi)
menjadi gemalau suara yang kacau (majas
personifikasi)
menjadi karang di bawah muka samudra (majas
personifikasi)
aku melihat sarjana - sarjana menganggur,
berpeluh di jalan raya
(majas hiperbola)
aku melihat wanita bunting, antri uang
pensiunan (majas hiperbola)
5.VERSIFIKASI
1.repetisi
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
2.aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan
rembulan
3.
persamaan bunyi diawal
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
4.
persamaan bunyi diawal
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
6.TIPOGRAFI
Perwajahan
yang terdapat pada puisi diatas, menggunakan rata tengah,karena semua tulisan
ditengahkan.
Brilliant..!! :D baguuuuss baguus (y)
BalasHapusTerima kasih, luar biasa sekali mbak
BalasHapusbtw buku yang dibelakang kok ga ada judulnya ya ? haha
BalasHapusHarusnya daftar pustaka dipaparkan, agar pembaca dapat mempertimbangkan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Nggak nyangkanya hanya subjektifitas saja.
BalasHapusTerimakasih banyak karena engkau telah menyelamatkanku dengan cahaya petunjuk yang mencerahkan
BalasHapusPuisimu MANTAB JIWA
BalasHapusSajak yg menggetarkan. Dan selaku 'kekinian' isinya. Alm. Rendra yg tak tergantikan. Alfatihan buat beliau...
BalasHapushttps://oakunambahilmu.wordpress.com/