Kamis, 01 Mei 2014

SAJAK SEBATANG LISONG

 







KELOMPOK             : II (DUA)
ANGGOTA                : 1.RINI SOVIA ALFIANTI             (2012002)
                                      2.DEWI FIRTI                                 (2012037)
                                      3.WINARTI                                     (2012040)
                                      4.SULIANA                                     (2012008)
                                      5.LILIS MAESAROH                     (2009137)
DOSEN PENGAMPU : DRA.NUR NISAI MUSLIHAH, M.Pd.


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang Analisis Puisi Sajak Sebatang Lisong. Makalah ini berisi beberapa informasi kami harapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca.
            Ucapan terimah kasih kami sampaikan kepada Dosen Pengampu Pendidikan Apresiasi Puisi Ibu Dra.Nur Nisai Muslihah M.Pd.yang telah memberikan kami bimbingan, arahan dan petunjuk, juga kepada teman-teman yang ikut memberikan sumbang saran sehingga, makalah ini dapat di selesaikan tepat pada waktunya.
              Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
              Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiinn
Wassalamualaikum wr.wb
                                                                        Lubuklinggau,30 November 2013
                                                                                                           
                                                                                                Tim


Sajak Sebatang Lisong
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian
bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan


karya : WS.RENDRA
UNSUR FISIK DAN UNSUR BATIN PUISI SAJAK SEBATANG LISONG
A.UNSUR BATIN
1.TEMA          :  KEMANUSIAAN
            Dalam puisi diatas penyair mencerikan tentang kehidupan atau kondisi dari rakyat indonesia pada saat itu, mengenai kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakatnya, serta ketidakadilan yang dialami oleh orang-orang lemah atau rakyat-rakyat miskin.
Misalnya pada bait pertama :
menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
dari kutipan diatas, penyair menyampaikan tentang kondisi rakyat indonesia, serta tindakan semena-mena yang dilakukan oleh para penguasa terhadap kaum lemah.
Bait yang kedua :
matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan
            dari kutipan diatas,memiliki makna bawha generasi kita masih banyak yang belum mengenyam pendidikan dengan baik.
Bait ke tiga :
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan
            dari kutipan diatas, penyair megungkapkan tentang keinginan untuk memperbaiki kondisi bangsa ini, tapi semuanya sia-sia. karena setiap usaha yang dilakukanya selalu mendapatkan halang.
Bait ke empat :
delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
            dari kutipan diatas penyair, menjelaskan tentang nasib yang dihadapi oleh generasi muda kita yang masih kebingungan kepada siapa mereka harus mengadu
mengenai persoalan-persoalan yang dihadapinya.


Bait ke lima :
menghisap udara
yang disemprot deodorant
            maksudnya menghirup udara yang tidak baik,yang sudah tercampur dengan berbagai macam zat  yang dapat mengganggu kesehatan.
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiun
            dari kutipan diatas. Penyair ingin menunjukan tentang kenyataan pahit yang dialami oleh para sarjana-sarjana yang ada dinegeri kita ini, Para sarjana kita masih harus bersusah payah, mencari pekerjaan. dan nasib para wanita yang sudah tidak mempunyai suami dan masih mempunyai beban untuk menghidupi anak yang dikandungnya
dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
            dari kutipan diatas, penyair ingin mengatakan bahwa para pemimpin-pemimpin kita hanya bisa berkata bahwa bangsa kita ini masih tertinggal jauh oleh bangsa-bangsa lain, tanpa mereka melihat kenyatan yang terjadi dimasyarakat itu sendiri.
gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
            kutipan diatas memiliki makna bawha para penguasa masih bisa bersenang, sementara rakyang masih banyak yang menderita karena kemiskinan, kelaparan,kebodohan.
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam
            kutipan diatas memiliki makna, bahwa rakyat kita hanya bisa terdiam menghadapi kenyataan yang terjadi pada dirinya, karena jika kita protespun tidak ada gunanya, karena  tidak akan ada orang mau mendengarkan kegelisahan kita.
aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
            dari kutipan diatas, penyair kembali mempertanyakan nasib bangsa ini, tapi kenyataannya ditemui selalu sama, ada saja hambatanya.
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian
            dari kutipan diatas, memiliki makna generasi muda kita hanya bisa terdiam  menyaksikan kehidapan orang-orang kaya yang kehidupan begitu senang,berbeda sekali dengan nasib yang mereka alami.
bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
            dari kutipan diatas,memiliki makna,bahwa nasib generasi kita kedepannya itu masih belum jelas, belum pasti.
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
            dari kutipan diatas, memiliki makna, bahwa keinginan orang tua kita untuk melihat dan menyaksikan aanaknya menjadi orang sukses hanyalah sekedar khayalan  yang tidak akan pernah terwujud.
kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
            dari kutipan puisi diatas,memiliki makna bahka kita harus berhenti untuk bergantung kepada orang lain, dan kita harus bangkit dan berbenah diri.
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata
            dari kutipan diatas,memiliki makna, bahwa inilah kenyataan yang mesti kita hadapi, bahwa negeri kita ini sedang kacau dan perlu diperbaiki, dan yang bisa memperbaiki hal ini adalah kita sendiri bukan orang lain.
inilah sajakku
pamplet masa darurat
            dari kutipan diatas, penyair mengatakan bahwa inilah negeriku, inilah bangsaku yang masih berantakan, yang masih kacau, dan perlu dibenahi, perlu diperbaiki, dan mesti dibangun dengan pondasi-pondasi yang kokoh agar bisa menjadi bangsa yang maju dan sejahtera.
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
            dari kutipan diatas ,penyair ingin menyampaikan untuk apa hidup dengan kemewahan tetapa masih kita tidak bisa melihat bahwa masih banyak orang yang miskin dan menderita.
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan
            dari kutipan diatas, penyair ingin menyampaikan untuk apa kita cerdas, berpendidikan tinggi, tetapi kita tidak bisa memberi solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi dalam kehidupan ini.
B.PERASAAN PENYAIR
            Perasaan penyair yang terdapat pada puisi diatas adalah sedih, marah, kecewa, melihat keadaan rakyat indonesia ,yang masih kacau. masih banyak rakyat indonesia yang kelaparan karena miskin, yang bodoh karena tidak bersekolah , yang mati karena sakit dan tidak bisa berobat, yang menganggur karena tidak mempunyai pekerjaan.
1.Perasaan sedih yang dirasakan penyair,terlihat pada larik ;
Ø  dan aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Ø  aku melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
Ø  aku melihat wanita bunting, antri uang pensiun
2.Perasaan marah yang dirasakan penyair, melihat ketidakadialn yang dilakukan oleh para penguasa atau orang-oranhg kaya.
Hal ini telihat pada larik :
Ø  dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka
Ø  dan di langit
para teknokrat berkata :
bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor
Disini terlihat bahwa penyair marah terhadap para penguasa, para pemimpin, orang-orang kaya, yang kerjanya hanya sibuk mengurus urusannya sendiri, dan sibuk mengejar ketertinggalan dalam hal teknologi, tanpa pernah melihat bahwa rakyat kita itu masih banyak yang belum tersentuh  pendidikan, masij jauh dari kata sejahtera.
3.Perasaan Kecewa penyair terhadap sikap para penguasa dan pejabat tinggi pada saat itu.
Hal ini tampak pada larik :
Ø  aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
Ø  aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidaik adilan terjadi disampingnya
            disini penyair merasa kecewa terhadap sikap para penguasa yang tidak pernah mau mendengarkan pendapatnya. penyair kecewa karena aspirasinya tidak mendapatkan respon, danselalu diabaikan atau bahkan ditentang, karena tindakan dianggap sebagai bentuk pemberontakan karena menentang aturan yag ada.
C.Nada  Dan Suasana
1.Nada
Nada adalah  sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah efek dari sikap penyair tersebut.
1.Nada Menyindir, misalnya pada larik :
Ø  dan aku melihat delapan  juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Ø  aku melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh dijalan raya
Dari kutipan diatas , penyair menyindir para pejabat  dan penguasa mengenai nasib para sarjananya yang masih kebingungan dan harus bersusah payah mencari pekerjaan yang layak.
2.Nada Kritik, misalnya pada larik :
Ø  aku melihat protes-protes yang terpendam
Ø  tetapi pertanyaan-pertanyaanku membentur meja kekuasaan yang macet
disini penyair ingin mengkritik tentang  betapa sulitnya mencari keadilan dinegeri ini.dan kita tidak diberikan kebebasan untuk berpendapat.
3.Nada Menasehati, misalnya pada larik :
Ø  apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan
Ø  apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan
disini penyair ingin memberikan nasehat baik itu penguasa, pengusaha, orang-orang biasa, maupun  pembaca puisi ini, jangan jadi orang yang sombong, yang tidak perduli terhadap sesama, percuma kita memiliki kekayaan yang berlimpah, memiliki pendidikan yang tinggi, jabatan yang tinggi, bila kita tidak bisa membantu dan member solusi untuk mengentaskan masalah-masalah yang terjadi dan dihadapi oleh orang-orang yang ada disekitar kita.
4.Nada Tegas, misalnya pada larik :
Ø  kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing

disini penyair dengan tegas ingin mengatakan bahwa Negara kita adalah Negara yang kaya, lalu untuk apa kita harus  mengimpor barang dari luar. yang harus kita lakukan adalah mengelolah sumber daya yang ada tersebut dengan baik agar rakyat kita bisa maju  dan sejahtera.
2.Suasana
            Dari penjelasan diatas, maka akan menimbulkan suasana pemberontak dari pembaca.misalnya pada larik :
Ø  dan aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Ø  dan aku melihat, protes - protes yang terpendam
Ø  aku melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
suasana pemberontakan dari pembaca, mempertanyakan mengapa hal-hal  ini bisa terjadi, kemana saja para petinggi-petinggi negeri kita selama ini, bukankah mereka yang harusnya bertanggung jawab untuk mencari solusi dan kemudian menyelesaikan semua persoalan ini, serta memberikan kehidupan yang layak untuk rakyatnya.
D.AMANAT
            Adapun pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca, diantaranya :
1.Jangan suka bersenang-senang diatas penderitaan orang lain.
2.jangan suka bertindak sewenang-wenang terhadap orang yang lemah, hanya karena kita memiliki jabatan atau kedudukan yang tinggi.
3.jangan jadi manusia yang egois yang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain.
4.Sebagai manusia kita harus saling membantu, bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah.
5.Sebagai manusia kita harus berani mengeluarkan pendapat, untuk menentang segala bentuk ketidak adilan yang terjadi disekitar kita.
6.Sebagai manusia kita harus saling menghargai satu sama lain, dan jangan suka membeda-bedakana antara satu sama lain.
B.UNSUR FISIK
1.DIKSI (Pilihan Kata)
1.menghisap sebatang lisong (baris pertama)
Kata lisong merupakan kata ganti dari sebuah benda yang terbuat dari kayu, yang digunakan untuk merokok.
2.dan di langit
            Kata langit merupakan kata yang digunakan untuk menggambarkan orang-orang memiliki kedudukan tinggi serta kekuasaan,seperti penguasa, pejabat tinggi, konglomerat.
3.dua tiga cukong mengangkang
Ø  Kata cukong merupakan kata ganti bos, atau orang-orang memiliki kekayaan berlimpah.
Ø  Kata mengangkang merupakan kata ganti dari tindakan merendahkan.
4.berak di atas kepala mereka
            Kalimat diatas memiliki makna sebuah tindakan tidak menyenagkan dan semena-mena yang dilakukan dengan sengaja.
5.membentur meja kekuasaan yang macet
memiliki arti mendapatkan hambatan dari aturan-aturan yang ada.
6.tanpa dangau persinggahan
Kata dangau merupakan kata ganti tempat,jadi maknanya tidak ada tempat yang pasti yang dapat  digunakan untuk berlindung dari segala gangguan.
7.tanpa ada bayangan ujungnya
Memiliki arti tanpa tujuan yang pasti.
8.menghisap udara
memiliki arti bengambil udara untuk bernafas
9.yang disemprot deodorant
Memiliki arti sesuatu yang berbau.
10.aku melihat sarjana - sarjana menganggur
Memiliki arti tidak bekerja karena tidak memiliki pekerjaan.
11.berpeluh di jalan raya
Kata berpeluh merupakan kata ganti dari berkeringat, karena berjalan kesana-kemari melamar pekerjaan.
12.aku melihat wanita bunting
Kata bunting merupakan kata ganti dari hamil,atau orang yang sedang mengandung
13.para teknokrat berkata
            Kata teknokrat merupakan kata ganti dari pejabat,penguasa.
14.mesti di up-grade
Kata up-grade merupakan kata ganti dari diangkat

15.langit pesta warna di dalam senjakala
Ø  Kata pesta warna memiliki arti bersenang-senang.
Ø  Senjakala memiliki arti kepedihan.
Maksudnya pejabat yang bersenang-senang ketika rakyatnya masih miskin dan menderita.
16.protes - protes yang terpendam
             Kata terpendam memiliki arti atau tidak tersampaikan
17.terhimpit di bawah tilam
Memiliki makna tersimpan didalam hati
18.termangu - mangu di kaki dewi kesenian
            Kata termangu-mangu memiliki arti terdiam, menyaksikan kehidupan yang sangat gemerlap.
19.bunga - bunga bangsa tahun depan
            Kata bunga-bunga merupakan kata ganti anak-anak, atau generasi bangsa.
20.berkunang - kunang pandang matanya
            Kata berkunang-kunang memiliki makna sesuatu yang tidak dapat dilihat dengan jelas atau samar-samar.
21.berjuta - juta harapan ibu dan bapak
Kata berjuta-juta memiliki makna sesuatau yang bernilai banyak,atau keinginan yang begitu besar
22.kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
            Memiliki makna untuk tidak mengimpor barang dari luar.


2.PENGIMAJAIAN
menghisap sebatang lisong (imaji visual), penyair melihat orang yang sedang merokok dengan yang terbuat dari kayu.
melihat Indonesia Raya (Imaji Visual),
mendengar 130 juta rakyat (imaji auditif)
dan di langit (imaji visual), melihat ke langit
dua tiga cukung mengangkang (imaji visual)
berak di atas kepala mereka (imaji visual)
matahari terbit (imaji visual)
fajar tiba (imaji visual)
dan aku melihat delapan juta kanak – kanak (imaji visual)
tanpa pendidikan (imaji taktil)
aku bertanya (imaji taktil)
tetapi pertanyaan – pertanyaanku (imaji taktil)
membentur meja kekuasaan yang macet (imaji taktil)
dan papantulis - papantulis para pendidik (imaji visual)
yang terlepas dari persoalan kehidupan (imaji taktil)
delapan juta kanak – kanak (imaji visual)
menghadapi satu jalan panjang (imaji taktil)
tanpa pilihan (imaji taktil)
tanpa pepohonan (imaji taktil)
tanpa dangau persinggahan (imaji taktil)
tanpa ada bayangan ujungnya (imaji taktil)
menghisap udara (imaji visual)
yang disemprot deodorant (imaji visual)
aku melihat sarjana - sarjana menganggur (imaji visual)
berpeluh di jalan raya (imaji taktil)
aku melihat wanita bunting (imaji visual)
antri uang pensiunan(imaji visual)
dan di langit(imaji visual)
para teknokrat berkata (imaji visual)
bahwa bangsa kita adalah malas (imaji taktil)
bahwa bangsa mesti dibangun(imaji taktil)
mesti di up-grade(imaji taktil)
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor(imaji taktil)
gunung - gunung menjulang (imaji visual)
langit pesta warna di dalam senjakala (imaji taktil)
dan aku melihat (imaji visual)
protes - protes yang terpendam(imaji taktil)
terhimpit di bawah tilam (imaji taktil)
aku bertanya (imaji taktil)
tetapi pertanyaanku (imaji taktil)
membentur jidat penyair - penyair salon (imaji taktil)
yang bersajak tentang anggur dan rembulan (imaji taktil)
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya (imaji taktil)
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan (imaji taktil)
termangu - mangu di kaki dewi kesenian (imaji visual)
bunga - bunga bangsa tahun depan(imaji taktil)
berkunang - kunang pandang matanya(imaji visual)
di bawah iklan berlampu neon (imaji visual)
berjuta - juta harapan ibu dan bapak (imaji taktil)
menjadi gemalau suara yang kacau (imaji audio)
menjadi karang di bawah muka samudra (imaji visual)
kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing(iilmaji taktil)
diktat - diktat hanya boleh memberi metode(imaji taktil)
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan(imaji taktil)
kita mesti keluar ke jalan raya (imaji visual)
keluar ke desa – desa (imaji gerak)
mencatat sendiri semua gejala (imaji visual)
dan menghayati persoalan yang nyata (imaji taktil)
inilah sajakku (imaji taktil)
pamplet masa darurat (imaji taktil)
apakah artinya kesenian (imaji taktil)
bila terpisah dari derita lingkungan (imaji taktil)
apakah artinya berpikir (imaji taktil)
bila terpisah dari masalah kehidupan(imaji taktil)


3.KATA KONKRET
1.melihat Indonesia Raya, kata indonesia menunjukan sebuah Negara yang sudah merdeka dan termasuk dalam negara berkembang.
2.matahari terbit , menyatakan kebenarN bahwa matahari itu selalu terbit dipagi hari, dan terbenam disore hari.
3.dan aku melihat delapan juta kanak – kanak, tanpa pendidikan
Disini penyair ingin mengatakan bahwa banyak sekali anak-anak yang belum bersekolah
4.menghisap udara, penyair megatakan aku bernafas
5.aku melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
Disini penyair seakan-akan melihat para sarjana yang tubuhnya yang basah karena keringat-keringat yang mengalir akibat kelelahan dan kepanasan berjalan melamar mencari pekerjaan.
6.aku melihat wanita bunting, antri uang pensiun
Disini penyair seakan-akan melihat wanita-wanita yang sedang hamil harus mengantri berlelah-lelah untuk mangamil uang pensiuanan suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan anak yang dikandungnya.
7.dan di langit, kata langit menunjukkan sesuatu yang nyata, ada dan dapat dilihat.
8.gunung - gunung menjulang, penyair sakan-akan melihat gunung-gunung yang tinggi yang ada  dialam sekitarnya.


4.BAHASA FIGURATIF
menghisap sebatang lisong (majas metonemia)
tanpa dangau persinggahan (majas personifikasi)
terhimpit di bawah tilam ( majas personifikasi)
langit pesta warna di dalam senjakala (majas personifikasi)
termangu - mangu di kaki dewi kesenian ( Majas Metafora)
bunga - bunga bangsa tahun depan (majas personifikasi)
berkunang - kunang pandang matanya (majas metafora)
di bawah iklan berlampu neon (majas personifikasi)
menjadi gemalau suara yang kacau (majas personifikasi)
menjadi karang di bawah muka samudra (majas personifikasi)
aku melihat sarjana - sarjana menganggur, berpeluh di jalan raya
(majas hiperbola)
aku melihat wanita bunting, antri uang pensiunan (majas hiperbola)
5.VERSIFIKASI
1.repetisi
aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
2.aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
3. persamaan bunyi diawal
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
4. persamaan bunyi diawal
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan
6.TIPOGRAFI

            Perwajahan yang terdapat pada puisi diatas, menggunakan rata tengah,karena semua tulisan ditengahkan.